Pengertian dan Tujuan Penampilan Diri
|
|
Dalam menangani pelayanan prima yang dapat disumbangkan oleh
jajaran petugas terhadap para pelanggan adalah hasil berbagai proses yang
saling mendukung. Antara lain manajemen pengelolaan yang baik, sumber daya
manusia yang cekatan dan jalinan hubungan yang saling menguntungkan antara
perusanhaan dengan pihak lain yang terkait. Pelayanan prima adalah usaha maksimum
dari jajaran petugas pelayanan sebagai ujung tombak perusahaan industri jasa
pelayanan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan dalam melakukan
kegiatan pembeliannya.
Ada beberapa hal yang yang terkait dalam rangka melaksanakan pelayanan prima berdasarkan konsep sikap, yaitu pelayanan pelanggan berdasarkan penampilan diri. Penampilan adalah suatu bentuk citra diri yang terpancar pada diri seseorang dan merupakan sarana komunikasi diri kita dengan orang lain. Berpenampilan menarik adalah salah satu bagian dari kunci sukses dalam bekerja, terutama pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain. Penampilan diri yang baik adalah perpaduan dari keserasian penampilan luar (fisik) dan penampilan yang timbul dari diri kita (rohani).Agar dapat tampil serasi di depan pelanggan kita harus Dapat memenuhi beberapa persyaratan, seperti: a) Kesehatan tubuh berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi harus bergizi, dan selalu berolahraga b) Perawatan anggota tubuh, seperti: perawatan kulit, perawatan wajah, perawatan tangan dan kaki, perawatan rambut serta menghilangkan bau badan dan nafas tidak sedap. Cara berbusana biasanya memancarkan kepribadian orang yang memakainya. Dari cara berbusana seseorang dapat dilihat kepribadiannya, tingkat pendidikannya, lingkungan pergaulannya, dan seleranya. Untuk dapat tampil dengan busana yang serasi harus memiliki pengetahuan tentang tentang pilihan yang berhubungan dengan kepribadian dan pembawaan sipemakai, mampu menyesuaikan dengan kebutuhan, adat istiadat dan lingkungan/ suasana dan kesempatan. |
|
Agama yang kita pelajari bukan hanya
sebagai pengetahuan, namun harus di sertai keyakinan dan keimanan untuk
mengamalkannya. Semakin banyak mempelajari agama, semakin bertambahlah
pengetahuan keagamaan kita. Oleh sebab igtu hendaknya semakin meninkat
swadharma atau ibadahnya dan rasa social serta kesetia-kawanannya. Keyakinan
kepada Tuhan Yang maha Esa dan ajaran agama mendorong manusia dan masyarakat
untuk berbuat baik dan benar. Kebaikan dan kebenaran adalah anugrah tuhan yang
wajib kita jalankan. Beribadah kepada tuhan merupakan kewajiban kita sebagai
makhluk insan, dan hamba tuhan. Ikut serta dalam berbagai kegiatan-kegiatan
social merupakan kepedulian kita sebagai pencerminan orang yang taat swadarma.
Perbuatan yang dapat dikatakan sebagai pencerminan bahwa seseorang taat dan
patuh terhadap ajaraan agamanya,
meliputi;
A. Menyelenggarakan
berbagai kegiatan keagamaan dalam berbagai macam kehidupan.
Kegiatan keagamaan bukan hanya dapat
dilaksanakan dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan, tetapi dapat juga
di laksanakan dengan mawas diri dan mulat sarira.
B. Membiasakan
diri untuk selalu berpikir, berucap dan berprilaku yang baik.
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus berpikir, berucap dan berperilaku
yang baik. Merendahkan diri kepada orang lain, tidak suka membanggakan diri
sendiri, sabar dalam menghadapi ganguan dan cobaan serta tidak marah, mengeluh
serta berputus asa. Hindarkan diri dari perbuatan memutus tali persahabatan
sesama teman. Tidak suka bertengkar apalagi berkelahi atau tawuran. Setiap
orang harus merasa malu untuk melakukan perbuatan yang buruk walaupun tidak ada
yang melihatnya. Ajaran agama mengajarkan bahwa Tuhan maha melihat.
C. Melakukan
bhakti social dipanti social bersama masyarakat.
Bhakti social adalah kegiatan yang
dilakukan atas dasar sukarela dan penuh keihklasan untuk kepentingan bersama
maupun untuk menolong orang lain. Kegiatan ini dapat di lakukan dengan
memberikan bangtuan material maupun spiritual ke panti-panti asuhanm, panti
jompo maupun tempat-tempat penampungan korban bencana alam. Bhakti social
bersama masyarakat dapat di wujudkan dengan kerja bhakti bersama membersihkan
lingkungan, memperbaiki jalan-jalan kampong yang rusak, dan ikut mendirikan
rumah bagi penduduk yang sedang ditimpa bencana alam.
D. Bhakti
dan taat terhadap orang tua, guru,dan orang yang lebih tua.
Berbhakti kepada orang tua, guru, dan
orang yang dituiakan berarti kita mau mendengarkan dan mampu melaksanakan
nasehat-nasehatnya, menghormati, menyayangi, dan tidak pernah berpikir, berkata
serta berperilaku menyakiti perasaan mereka. Hal semacam ini penting dilakukan
kepada mereka yang patut kita hormati.
E. Membiasakan
diri mengoreksi diri sendiri serta perbuatan yang selaras dengan ketentuan-ketentuan
agama dan Negara.
Selalu mengusahakan dan mengupayakan
mawas diri serta koreksi diri adalah perbuatan yang terpuji. Mawas dimaksudkan
agar kita tidak terpengaruh oleh berbagai desas desus yang membawa ke arah ke
hancuran kita tidak boleh gegabah dalam bertindak sebelum tau betul sesuatu apa
yang seharusnya diperbuat. Koreksilah diri kita terlebih dahulu apakah
perbuatn-perbuatan kita sudah sesuai dengan ketentu agama maupun ketentuan
negara. Untuk dapat mengoreksi diri di perlukan kejujuran dan keberanian.
Apakah tingkah laku kita memang belum sesuai dengan ketentuan itu, maka
segeralah kita berusaha memperbaikinya. Dengan mawas diri dan koreksi diri
dapat membawa kita selalu berada di jalan yang benar dan terhindar dari
perbuatan tercela.
Dalam kehidupan ini, kita di harapkan dapat
bekerja-sama, salingmenyayangi, saling memberi dan menerima, serta saling
mengigatkan dan menasehati. Terkadang kita berbuat suatu kesalahan atau berbuat
yang merugikan berbagai pihak tanpa kita sadari. Kita harus siap menerima
teguran dari kawan atau siapa saja. Kawan yang baik adalah kawan yang mau
menunjukkan kesalahan kita, bukan kawan yang selalu memuji-muji kita saja.
Demikianlah setiap umat hendaknya
dapat mematuhi dan menaati ajaran agamanya masing-masing. Dianatara mereka yang
sudah mematuhi dan menaati ajaran agama sesungguhnya adalah orang-orang yang
berbudi pekerti luhur.