Selamat membaca
Gagal Move On
semoga bermanfaat
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts

Powered by Blogger.

About Us

Gagal Move On

Selamat Datang

Gagal Move On

       Saya mnemukan Artikel ini dari ruangpsikologi.com karna artikel ini sangat bagus saya inggin bagikan ke teman-teman dan sobat blogger semua, dan kebetulan juga si temen ane lagi sedang putus cinta gtu hehe dan ruangpsikologi.com sudah nginspirasi ane dulu hehe.
        Siapa yang tiap malam susah tidur karena galau mantan kekasih? Siapa yang saat ini senyum-senyum sendiri, diam-diam mengakui meski gengsi? Siapa yang sulit melupakan mantan?
Memang, melepas seseorang yang kita cintai bukanlah hal mudah. Rasanya ada saja hal-hal yang dapat memicu bangkitnya kenangan masa lalu dan membuat kita tergoda untuk kembali berhubungan dengan mantan. Mungkin saat melewati restoran favorit ketika berkencan, saat mendengar sebuah lagu yang mengingatkan momen ketika dia menyatakan cinta, atau saat hujan deras dan teringat saat romantis berteduh di bawah pohon sembari menunggu hujan reda. Kalau istilah zaman sekarang: “gagal move on”.
Sebenarnya, mengapa kita bisa “gagal move on”? Apa saja yang menyebabkan kita sulit lepas dari mantan? Menurut riset para ahli psikologi, ada dua alasannya, yaitu:

1. Menjadikan Hubungan Sebagai Identitas
Jika hubungan dengan pasangan mengambil terlalu banyak bagian pembentuk identitas diri individu, kehilangan pasangan dapat berdampak cukup signifikan. maka dari itu, menjadikan hubungan sebagai identitas akan membuat individu sulit move on.

2. Memiliki Resfon Yang Besar Terhadap Putusnya Hubungan
“Hubungan percintaan merupakan sumber penting dalam aspek kepercayaan diri, kesehatan, dan kebahagiaan” –Baumeister & Leary, 1995; Kamp Dush & Amato, 2005; Reis, Collins, & Berscheid, 2000
Kutipan di atas menegaskan betapa pentingnya peran suatu hubungan. Simpson (dalam Park dkk., 2011) menyatakan bahwa individu yang merasa dekat dengan pasangan, telah menjadi sepasang kekasih untuk waktu yang lama, dan percaya bahwa mereka tidak dapat menemukan pendamping baru, mengalami tekanan yang paling besar saat hubungan berakhir.

"Individu yang melandaskan self-worth pada hubungan percintaan memiiki kecenderungan mengalami tekanan emosi dan terobsesi untuk rujuk dengan mantan saat hubungan berakhir. semakin tertekan, semakin besar keinginannya untuk mendapatkan kembali sang mantan"


Mendefinisikan kembali diri yang baru
Who am I? What defines me?” –Anonymous
Sebelumnya kita sudah membahas bahwa self-worth merupakan aspek diri yang penting, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kita melandaskan identitas diri kita pada suatu hubungan, semakin sulit untuk move on.
Lalu, kita harus bagaimana? Membiarkannya begitu saja?
Putus hubungan mungkin membuat hidup terasa kosong. Kita seakan kehilangan arah dan identitas diri. Namun sebenarnya, hal ini merupakan kabar baik. Inilah saatnya kita dapat kembali mendefinisikan siapa diri kita dengan cara pandang baru yang lebih fresh.
Ada kalanya, dalam proses move on, kita dihantui perasaan bersalah karena merasa turut berperan dalam kegagalan mempertahankan hubungan. Kita cenderung menyalahkan dan membenci diri sendiri, serta menyesal karena merasa kurang berusaha membuat pasangan mau menerima kita kembali.
Atau mungkin, masih tersisa sakit hati, amarah, dan kebencian terhadap mantan. Saat hal tersebut terjadi,
"belajarlah untuk memaafkan dan melepaskan. Sekarang, saatnya membuka lembaran baru dan tidak membiarkan siapa pun mendefinisikan siapa kita kecuali diri kita sendiri".
Move on memang tidak mudah, tapi bukan suatu hal yang mustahil. Nikmati saja prosesnya, karena saat kita berhasil melewatinya, rasanya seperti berhasil keluar dari sebuah labirin.

Semoga Bermanfaat dan janggan lupa kunjunggi aslinnya : ruangpsikologi.com
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments

Silahkan Beri Komentar Saudara...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

Tes Paragraf

Contact Form

Name

Email *

Message *

Support kontes SEO